NASA SOHO Badai Matahari kelas X2 pada 14 Februari 2011 seperti direkam wahana SOHO milik NASA.
TERKAIT:
Astrofisikawan Lembaga Penerbangan dan Antarika Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, saat dihubungi pada Rabu (4/1/2012), mengatakan, "Secara statistik, tidak akan terjadi seperti itu. Hampir rata-rata."
NASA dalam pernyataan di webnya, Kamis (22/12/2011), juga menyatakan, "Tidak ada risiko spesial terkait 2012. Puncak aktivitas yang terjadi pada 2012-2014 diprediksikan sebagai siklus Matahari rata-rata, tak ada perbedaan dengan siklus lain."
Menurut Thomas, frekuensi badai Matahari akan meningkat saat aktivitas Matahari memuncak. Aktivitas Matahari ditandai dengan semakin banyaknya bintik Matahari. Bila jumlah bintik lebih dari 100, Matahari dikatakan aktif.
"Aktivitas Matahari terbesar pernah terjadi tahun 1960 saat terdapat 200 bintik Matahari. Kedua pada tahun 1780 ketika jumlah bintik Matahari mencapai 150. Siklus terakhir tahun 2000 jumlah bintiknya 120," kata Thomas.
Saat ini, jumlah bintik Matahari masih sekitar 100, masih fluktuatif. Beberapa hari lalu, jumlah bintik Matahari sempat hanya 60. Untuk hari ini, penghitungan jumlah bintik Matahari menunjukkan sekitar 95.
Dengan jumlah bintik Matahari tersebut, badai Matahari yang mungkin muncul tak akan terlalu besar. Gangguan yang harus diwaspadai adalah pada komunikasi, navigasi, dan kelistrikan. Badai Matahari tidak akan menyebabkan kepunahan kehidupan.
Thomas mengatakan, badai Matahari digolongkan menjadi kelas A, B, C, M, dan X. Kelas X merupakan yang terbesar. Badai Matahari yang muncul bulan Desember lalu hanya pada kelas C dan B, dan ada beberapa yang kelas M.